Penulis: Taufiqurrahman al-Azizy
Editor: Arini
Tata sampul: Kotak Hitam
Tata isi: S. Lestari
Pracetak: Antini, Dwi, Yanto
Penerbit: Diva Press
Cetakan IV, Juni 2012
ISBN: 979-963-608-6
Buntelan dari teman
Sinopsis:
Goodreads
Review:
"Jika ingin menjadi baik, mulailah dari hal yang kecil. Perhatikan, apakah diri kita, atau penampilan kita, telah sesuai dengan syariat atau belum." (hlm 335)Bagaimanakah rasanya untuk melihat orang-orang yang kita sayangi meninggalkan kita? Sahabat, ataupun salah satu dari anggota keluarga kita. Itulah yang dialami oleh Ruwayda. Ia telah kehilangan ayahnya, adiknya Raihan, dan Raudhoh teman terdekatnya. Kini hanya tinggal ibu dan adik bungsunya Zahra dan dirinya sendiri yang diselimuti oleh rasa duka di bulan suci Ramadhan.
Kontrakan ibunya pun masih belum terbayar, namun pemilik kontrakan mengerti nasib ibunya tersebut hingga akhirnya ia tidak mengenakan biaya pada ibunya. Tetapi Ruwayda merasa dirinya harus mempekerjakan dirinya untuk menafkahi dirinya beserta keluarganya. Maka dari itu, Ruwayda pergi ke Wonosobo untuk menjual koran seperti dia yang dulu.
Di Wonosobo ia bertemu kembali dengan teman dekatnya Lis yang dulunya rekan penjual korannya yang sering membuka aurat sekarang merombak dirinya menjadi seorang muslimah yang berpakaian terutup dan terlihat anggun. Lis telah menikah dengan Hasan yang juga rekan kerjanya dan seperti Lis, Hasan pun turut berubah seperti istrinya.
"Hati-hatilah dengan pilihan. Sebab memilih berarti berkorban." (hlm 342)Suatu hari Lis bercerita kepada kawannya bahwa Ustadz Adib memiliki perasaan cinta padanya . Semua pun terasa janggal karena Ruwayda tidak sering bertemu dengannya. Adapun permasalahan lain, yakni teman lamanya yang bernama Amir. Lis berkata bahwa Amir menyukai Ruwayda pula.
"Orang yang baik adalah orang yang tidak membiarkan orang lain tetap berada pada keburukan. Apalagi mereka yang memandang rendah orang-orang yang bejat." (hlm 153)Sementara itu, Amir yang ternyata masih menjadi pengamen bersikap dingin kepada Lis dan Hasan. Ia merasa telah ditinggalkan dan direndahkan oleh mereka. Begitu pula dengan Lis dan hasan, mereka menganggap Amir mulai menjauhi Allah dan melakukan hal-hal yang sangat diharamkan ajaran Islam. Untuk itu, Amir, memohon Ruwayda untuk merubah dirinya. Ruwayda yang sedang mencoba untuk mencari jati dirinya bingung, akankah dia memilih Ustadz Adib yang telah penuh oleh ajaran Islam atau Amir yang sangat membutuhkan Ruwayda dengan tujuan mendekatkan dirinya kepada Allah? Ayo baca bukunya!! ^_^
" Di dunia ini tidak ada yang tidak mungkin." (hlm 42)Sumpah, sebenarnya buku ini juga sudah lama banget nongol di rak timbunan. Tetapi, aku nggak nyangka ceritanya bisa sebagus ini. Penulis sangat mudah menghanyutkanku dengan gaya penulisannya yang luwes, tidak berbelit, dan mudah dimengerti. Ceritanya lumayan melodramatis/ menyedihkan. Terutama di bagian awal buku dimana Ruwayda kehilangan ketiga orang yang disayanginya dan juga di bagian akhir buku #NoSpoilers. Sementara dakwah-dakwah yang terkandung di dalam buku ini juga dijabarkan oleh penulis dengan baik. Tokoh-tokohnya pun mendapatkan porsinya masing-masing. Jadi kasihan banget sama nasibnya si Amir :')
Soal kekurangannya terletak pada akhir dari buku ini. Bukannya mau nge-spoiler kok!! Cuma perasaanku endingnya masih kurang dan agak singkat. Apa mungkin ini efek habis baca Badai Matahari Andalusia yah?? (garuk-garuk kepala). Itu pendapatku yah!! Selain itu di buku ini juga ada beberapa typo, tapi menurutku nggak masalah.
Melalui kekurangan dari buku, buku religius ini benar-benar patut dibaca untuk mereka kalangan anak remaja maupun orang-orang dewasa. Banyak ilmu pengetahuan dan pelajaran yang dapat dipetik dari buku ini. Oya, sebenarnya ini adalah buku kedua dari dwilogi Munajat Cinta yang sayangnya aku cuma punya buku yang kedua. Dari awalan memang rada aneh kalau baca karena belum buku yang pertama. Tetapi jika dibaca hingga pergantian bab rasa janggal itu benar-benar hilang dan aku sangat menikmatinya. Ini penampakan buku pertamanya...
jeng..jeng...jeng...
(sayang bukunya sudah langka -_-)
Okay, sekarang rating yang bakal aku kasih ke buku ini...
4 out 5 stars
Untuk nasib Amir yang menyayat hati T^T (walaupun nggak sampe nangis sieh #plak #kapok)
Review ini aku tutup dengan beberapa quotes favoritku dari buku ini:
" Kematian adalah takdir yang sudah pasti, Suka atau tidak, semua yang hidup pastilah akan mati: yang baik akan mati, yang bergelimang dosa, kesalahan, dan kemaksiatan pun akan mati." (hlm 16)
" Perbedaan pendapat itu bisa diselesaikan ketika kita mengakui bahwa pendapat kita belum tentu lebih benar daripada pendapat orang lain." (hlm 76-77)
" Cinta sangat indah. Saking indahnya, banyak muda-mudi yang tenggelam di dalamnya hingga hingga mereka tidak bisa keluar. Perasaan mereka diobrak-abrik cinta. Hati dan pikiran mereka dirusak oleh cinta. Jika cinta digunakan hanya untuk bersenang-senang dan meluangkan sedikit waktu untuk meminang serta menikah, maka kita sudah berjalan di atas jalan setan dan sesat." (hlm 78-79)
" Orang yang meributkan hal-hal kecil, biasanya lupa dengan hal yang besar. Tiap orang bisa melakukan kesalahan, tetapi memiliki hak yang sama untuk bertaubat dan memohon ampunan Tuhan." (hlm 336)<3 xoxo
Putri
hmm, dari sinopsisnya sih kayaknya bagus..
BalasHapus