Looking for something ?

Sabtu, 10 Januari 2015

REVIEW Harry Potter & The Order Of The Phoenix (Harry Potter #5)

Judul: Harry Potter Dan Order Phoenix (Harry Potter & The Order Of The Phoenix)
Penulis: J.K. Rowling
Alih bahasa: Listiana Srisanti
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Terbit:  Januari 2004
Tebal: 1200 hlm
ISBN: 979-22-0652-3
Harga: Rp. 93.500 (bukabuku)
*Disertai gambar-gambar dari adaptasi filmnya
Sinopsis: 
Goodreads




Review:

" Dia menipu, menyihir, dan memeras mereka. Dia sangat terlatih bekerja dalam kerahasiaan. Bagaimana pun juga, mengumpulkan pengikut hanyalah salah satu yang sangat diminatinya. Dia punya rencana-rencana lain juga, rencana yang bisa dilaksanakannya diam-diam, dan dia sedang berkonsentrasi melaksanakan rencana-rencana itu saat ini."
"Apa yang diinginkannya selain pengikut?" Harry bertanya sigap. 
"Benda yang hanya didapatnya dengan mencuri. Sirius berkata, "Seperti senjata.sesuatu yang tak dimilikinya waktu itu."  
(hlm 141)

Harry Potter telah menginjak usia 15 tahun, dimana ia mulai beranjak remaja dan akan memasuki tahun kelimanya di Sekolah Sihir Hogwarts. Dan ia mendapat masalah di masa liburan sekolahnya di rumah keluarga Dursley. Harry beserta sepupunya yang berandalan Dudley Dursley diserang oleh Dementor (penjaga penjara sihir Azkaban) di Liitle Whinging, Privet Drive yang membuat Harry terpaksa mengeluarkan mantra patronus untuk mengusir Dementor. Perbuatannya menyebabkan Harry terancam dikeluarkan dari Hogwarts, akan tetapi ia diharapkan mengikuti pengadilannya di Kementrian Sihir.


" Hanya karena luas emosimu cuma selebar sendok teh, tak berarti orang lain juga demikian." 
~ Hermione Granger, hlm 636
Pengadilan terlaksanakan dan Harry terbukti bebas dari segala tuduhan Walaupun demikian, pembebasan itu tak membawakan angin segar untuk Harry. Setelah kejadian setahun lalu pada tahun keempatnya di saat ia bertemu dan melawan Kau-Tahu-Siapa alias Lord Voldemort secara langsung di tantangan terakhir Turnamen Triwizard yang mengakibatkan kematian Cedric Diggory, Cornelius Fudge menteri sihir mengatakan bahwa kembalinya Voldemort itu omong kosong dan hanya kebohongan dari Harry dan Profesor Dumbledore. Fudge menuduh mereka ingin mencari perhatian, ingin tenar, dan berlagak sok pahlawan. Akhirnya banyak koran Daily Prophet yang memuat berita yang memperolokkan nama Harry dan Dumbledore.

Di buku seri kelima ini, Harry telah menjadi murid OWL (Ordinary Wizarding Level- Level Sihir Umum) dan wataknya menjadi sangat emosional dan selalu merasakan stres mendalam. Mengetahui dirinya dijatuhkan melalui koran Daily Prophet membuatnya semakin marah hingga banyak temannya yang tak mempercayainya. Tak hanya itu, Dolores Jane Umbridge yang bekerja di Kementrian Sihir dikirim ke Hogwarts untuk beprofesi sebagai pengajar Mantra Pertahanan Sihir Hitam dengan aturan tanpa menggunakan sihir. Lebih buruk lagi ia mendapat detensi oleh Profesor Umbridge waktu pertama kali mengajar disebabkan karena Harry menentang tidak kembalinya Voldemort. Detensi dilakukan setiap sore di kantor Umbridge dengan menuliskan kalimat "Saya tak boleh berbohong" di selembar kertas dan secara tiba-tiba tulisannya muncul di tangannya yang membuat perih tangannya. Detensi dilakukan hingga Harry jera.

Di samping itu, Hermione dan Ron diangkat menjadi Prefek Gryffindor. Yang berarti mereka memiliki tanggung jawab yang besar dalam menjaga asramanya. Sementara Prefek Slytherin yang baru bukan lain adalah Draco Malfoy dan Pansy Parkinson pendamping Malfoy. Jadi Harry, Ron, dan Hermione langsung waspada untuk mencegah Malfoy mendetensi mereka bertiga. Setelah itu, hubungan Harry dengan gadis Ravenclaw yang lama disukainya, Cho Chang semakin baik.
" Ketidakacuhan dan pengabaian sering kali berakibat lebih buruk daripada ketidaksenangan yang terus terang..."
~ Albus Dumbledore, hlm 1150
Harry merasakan keanehan yang ada pada diri Kepala Sekolahnya, Profesor Dumbledore. Dumbledore tak pernah berniat memandang Harry sekalipun sejak kehadirannya di pengadilan sebagai saksinya. Itu sangat menjengkelkan Harry. Dengan adanya pertemuan para anggota Orde Phoenix di Grimmauld Place no.12 yang merupakan rumah Sirius Black wali Harry yang sedang memperbincangkan masalah keberadaan Lord Voldemort beserta para pengikutnya Pelahap Maut sebelum keberangkatannya ke Hogwarts. Anggota Orde terdiri dari Remus Lupin, Alastor Moody, Nymphadora Tonks, dan pemilik markas Orde/Grimmauld Place-Sirius Black. Sirius memberitahu beberapa dari perbincangan Orde pada Harry mengenai benda atau suatu senjata yang sedang diincar oleh Voldemort. Senjata yang tidak dimilikinya pada waktu itu......
Mau tahu apa senjatanya? Ayo baca bukunya!! XD


Buku seri kelima ini adalah buku tertebal dari seri Harry Potter yang lainnya, yaitu berjumlah 1200 halaman. Memang tebal tetapi saat membaca aku tidak merasakan kejenuhan melainkan ingin membacanya terus dan terus, jadi buku ini terkesan adiktif bagiku. Poin plus dari buku ini ialah cara penulis, Tante J.K. Rowling yang mendekripsikan setiap tempat dengan sangat detail dan betapa luasnya imajinasi J.K. Rowling tentang dunia sihir (sampai berkhayal pingin hidup di dunia sihir ^_^).

Penulis juga berhasil membuatku merasakan apa yang dirasakan oleh tokoh-tokoh di dalam buku ini, termasuk tokoh utamanya Harry Potter sendiri. Harry disini diceritakan mempunyai emosi yang tak terkendalikan, menurutku sih ya maklum karena baru menginjak usia 15 tahun alias sedang mengalami masa pubertas. Sementara itu, ada juga tokoh yang nyebelin dan super bikin gregetan siapa lagi kalau bukan si Dolores Umbridge -_- *JotosUmbridgeWkwkwk(>.<)

Ada juga tokoh selain Umbridge yang paling nggak kusukai, yaitu Cho Chang. Lho, kenapa Cho? Entah kenapa waktu Cho lagi kencan sama Harry tetap masih mikirin Cedric terus. Kalau Cho masih cinta sama Cedric yang sayangnya sudah deceased di buku sebelumnya, kenapa dia pacaran sama Harry?

Banyak sekali adegan yang paling kusukai di buku ini, terutama adegan kekocakan si saudara kembar Weasley, Fred dan George. 
Mrs. Weasley: " Aku tak percaya! Aku tak percaya! Oh, Ron, sungguh menyenangkan! Prefek! Seperti semua anak dalam keluarga kita!"
George Wealey: " Fred dan aku apa dong kalau begitu? Tetangga?"
(hlm 233)
 Dan adegan bersama Profesor Minerva McGonagall,
" Betulkah kau berteriak kepada Profesor Umbridge?"
" Ya," jawab Harry.
" Kau menyebutnya pembohong?"
" Ya."
" Kaukatakan kepadanya Dia Yang Namanya Tak Boleh Disebut telah kembali?"
" Ya."
" Silakan makan biskuit, Potter."
" Silakan--apa?"
( hlm 348)
Ada juga adegan yang bikin dada sesek banget terutama di bagian ending buku, tapi nggak akan kuberitahu takut spoilers bagi yang belum baca novel atau nonton filmnya hehehe *NoSpoilers!!


Soal film adaptasinya, memang banyak sekali adegan yang tidak ditampilkan di bukunya, seperti pertandingan Quidditch yang menurutku seru banget kalau dimasukkin ke filmnya. Yah, berhubung nggak nyukupi durasinya jadi ya begitulah. Kalau mengenai Harry difilmnya yang diperanin Daniel Radcliffe (kecenya amit-amit >.<), tidak terlalu kelihatan sisi emosionalnya disini. Tetapi menurutku sudah bagus juga filmnya yang hanya berdurasi 2 jam 18 menit saja.

So my rating for this pillow book XD
5 out of 5 stars
Wow!! just WOW!! This book is amazing and I'm really sure that I shall re-read this book soon after I collect all Harry Potter books. Honestly, I just had 3 out of 7 books XP

Review ini ditutup dengan berbagai quotes favoritku dari buku, good bye!!
" Yeah, ukuran bukan jaminan kehebatan." ~ Fred Weasley, hlm 146
" Kepintaran tak terhingga adalah harta manusia yang paling berharga." ~ Luna Lovegood, hlm 264
"Pikiran bukanlah sebuah buku yang bisa dibuka setiap waktu dan dibaca pada saat senggang." ~ Severus Snape, hlm 736
" Anak muda tidak bisa tahu bagaimana orang tua berpikir dan merasa. Tetapi orang tua salah kalau mereka melupakan bagaimana rasanya jadi orang muda." ~ Albus Dumbledore, hlm 1140  
 <3 xoxo
Putri


1 komentar:

  1. aku dah punya lama tapi belom dibaca. Keder duluan sama ketebalannya. :v
    Tapi baca review ini jadi tergelitik pingin baca. :D

    BalasHapus

Jangan lupa komentarnya ya :))
Tapi berkomentarlah dengan bahasa yang sopan dan santun ;))