Looking for something ?

Minggu, 03 Mei 2015

Movie Adaptation Review: Ender's Game

Judul: Ender's Game
Sutradara: Gavin Hood
Pemain: Asa Butterfield, Harrison Ford, Ben Kingsley, Hailee Steinfeld, Viola Davis, Abigail Breslin
Tanggal rilis: 1 November 2013
Durasi: 1 jam 54 menit
Genre: Remaja
IMDb: (http://www.imdb.com/title/tt1731141/?ref_=rvi_tt)
Adaptasi dari novel Ender's Game karya Orson Scott Card

Trailer





Review:

"In the moment when I truly understand my enemy. Understand him well enough to defeat him. Then, in that very moment I also love him.."
Sebelumnya aku sudah menonton film ini terlebih dahulu. Eh, tahu-tahunya adaptasi novel juga. Memang sudah merajalela banget film adaptasi novel, tetapi beda kalau yang ini. Rumornya novel Ender's Game ini mustahil difilmkan. Mau tahu kenapa? Baca novelnya dong!! eh, kalau sekarang simak dulu sebentar sinopsisnya dan penilaianku untuk versi filmnya! Okay, here we go... \^-^/



Bumi di masa depan diserang oleh alien berbentuk serangga yang disebut Formics/Bugger. Untuk mempertahankan Bumi dan menyelamatkan ras manusia dari serangan berikutnya maka dibutuhkan seorang komandan perang genius yang dapat memahami pikiran musuh seperti halnya Formics. Sebab itulah Ender lahir.

Andrew 'Ender' Wiggin (Asa Butterfield) alias Ender adalah salah seorang anak yang dipercayakan oleh IF (International Fleet) untuk memimpin perang melawan Formics. Dilahirkan sebagai seorang Third (selengkapnya di sini) dan selalu ditindas oleh teman-temannya. Hingga suatu hari saat ia dikeluarkan dari sekolah, Colonel Graff (Harrison Ford) dan Mayor Anderson (Voila Davis) mendatanginya dan menawarkan Ender untuk bersekolah di Battle School yang terletak di atas luar angkasa dengan tujuan memelajari strategi dan taktik yang diperlukan saat berperang. Ender pun menerima tawaran itu.

Di Battle School, Ender selain mempelajari cara bertempur mengalami berbagai tantangan. Dirinya yang terisolasikan dari teman-temannya, meskipun ada beberapa anak yang berteman baik dengannya. Perlakuan komandan pasukan Salamander, Bonzo Madrid (Moises Arias), terhadap Ender dan permainan pikiran yang mengganggu sisi psikologis Ender.

Sanggupkah Ender menghadapi semuanya dan berhasilkah dirinya mendapatkan kepercayaan untuk menjadi komandan perang melawan Formics? Just check out the movie or read the book first, but I suggest you watch the movie before you read it if you don't want to be dissapointed. Well... for me exactly! ^_^

Lets talk about the movie first! filmnya menurutku ini alurnya agak terburu-buru. Begitulah, karena banyak sekali adegan di dalam novel yang terlewat. Kalau di novel, setting waktunya sampai enam tahun lho, fyi! (ngebayangin kita 6 tahun di SD aja, hehe..>_<) Yep, Ender seharusnya masih 6 tahun waktu dia masuk ke Battle School, eh tahu-tahunya udah loncat aja umurnya 12-an tahun. Tapi ya memang sulit banget cari aktor seumuran itu. Andai filmnya stick-to-the-book, wah pasti mengundang kontroversi banget. Bagaimana tidak? Di bukunya saja banyak sekali adegan kekerasan padahal pelakunya masih unyu semua. Terus durasi filmnya mungkin bisa bertambah panjang kira-kira 3 jam-an lah. Walaupun begitu, poin plus adaptasi ini ada pada visual effect-nya. Di adegan battle room sama adegan simulasinya sangat terlihat nyata persis seperti yang aku bayangkan saat membaca novelnya.



Now, go to the cast! penampilan para pemainnya juga banyak yang bagus-bagus. Walaupun agak ketuaan, Asa Butterfield mampu membuat karakter Ender menjadi terlihat nyata. Pikiran kompleks Ender dapat ditunjukkannya secara natural. Mata birunya bikin swoon, silau men #wkwk
#Fansberatmatabiru \^o^/.





Om Indiana Jones eh... Harrison Ford juga pas banget jadi Colonel Graff. Tokohnya yang paling kubenci di novelnya juga ditampilkan dengan baik. Walau kurang gendut ajah... khikhi..
Namun di antara semuanya selain Asa, aku paling suka aktingnya Moises Arias sebagai Bonzo. Karakter Bonzo yang juga kubenci dan paling menjengkelkan bagiku sangat terasa. Kekurangannya cuma badannya terlalu kependekan ">_<"


Pokoknya banyak perubahannya sih di film ini, terus endingnya terlihat dipaksakan, meskipun terselamatkan oleh akting Asa. Singkatnya, film ini agak mengecewakan kalau dilihat dari perbedaan-perbedaannya, tapi tidak untuk para pemainnya dan efek CGI-nya. Tapi mungkin bagi para pencinta film sci-fi bakalan suka.. -_^

So, my rating for this adaptation....
3,5 out of 5 stars
For the simulation and battle room scenes and Asa Butterfield's acting 

<3 xoxo
Putri


2 komentar:

  1. scifi gitu kah?
    sebelas dua belas sama spy kid?

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya sci-fi tapi ada unsur dramanya juga. Tapi film ini beda jauh sama spy kids, ceritanya maksudku :)

      Hapus

Jangan lupa komentarnya ya :))
Tapi berkomentarlah dengan bahasa yang sopan dan santun ;))