Looking for something ?

Senin, 29 September 2014

REVIEW 99 Cahaya di Langit Eropa

Judul: 99 Cahaya di Langit Eropa
Penulis: Hanum Salsabiela Rais & Rangga Almahendra
Desain isi dan grafis peta: Suprianto
Desain sampul: Maxima Pictures
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Terbit: Januari 2014 (cetakan kelima)
Tebal: 430 hlm
ISBN: 978-602-03-0052-8
Harga: Rp. 68.000 (bukabuku)
My rating for this novel: * * * * * 5 stars

Sinopsis:

Aku mengucek-ucek mata. Lukisan bunda Maria dan bayi Yesus itu terlihat biasa saja. Jika sedikit lagi saja hidungku menyentuh permukaan lukisan, alarm di Museum Louvre akan berdenting-denting. Aku menyerah. Aku tidak bisa menemukan apa yang aneh pada lukisan itu.
" Percaya atau tidak, pinggiran hijab Bunda Maria itu bertahtakan kalimat tauhid Laa Ilaaha Illallah, Hanum." ungkap Marion akhirnya.
***
Apa yang Anda bayangkan jika mendengar Eropa? Eiffel? Colosseum? San Siro? Atau Tembok Berlin?
Bagi saya, Eropa adalah sejuta misteri tentang sebuah peradaban yang sangat luhur, peradaban keyakinan saya, Islam.
Buku ini menceritakan tentang perjalanan sebuah "pencarian". Pencarian 99 cahaya kesempurnaan yang pernah dipancarkan Islam di benua ini.
Dalam perjalanan itu saya bertemu dengan orang-orang yang mengajari saya, apa itu Islam rahmatan lil alamin. Perjalanan yang mempertemukan saya dengan para pahlawan Islam pada masa lalu. Perjalanan yang merengkuh dan mendamaikan kalbu dan keberadaan diri saya.
Pada akhirnya, di buku ini Anda akan menemukan bahwa Eropa tak sekadar Eiffel atau Colsseum. Lebih...sungguh lebih daripada itu.



Review:
“ Those who don’t learn from history are doomed to repeat it. Barang siapa melupakan sejarah, dia pasti akan mengulanginya.” (hlm 4)
Menjelajahi tempat-tempat yang memiliki misteri tersembunyi di dalamnya. Dari Wina, Austria ke Paris. Lanjut ke Cordoba dan Istanbul. Keempat tempat tersebut ternyata memiliki misteri Islam yang sangat mengejutkan.
“Siapa yang tak jengkel jika lambang negara yang dia cintai dicemooh begitu saja. Dan siapa yang tak tersinggung jika kepercayaannya dihina oleh orang lain.” (hlm 40)
Adalah Hanum Rais dan suaminya Rangga Almahendra tinggal di benua Eropa selama 3 tahun. Kota yang mereka tinggali ialah kota Wina, Austria. Dan selama 3 tahun tersebut mereka memiliki pengalaman yang takkan mereka lupakan.
“Misi kita adalah menjadi agen Islam yang damai, teduh, indah, yang membawa keberkahan di komunitas nonmuslim. Dan itu tidak akan pernah mudah.” (hlm 47)
“Suatu saat kau akan banyak belajar bagaimana bersikap di negeri tempat kau harus menjadi minoritas. Tapi menurut pengalamanku selama ini, aku tak harus mengumbar nafsu dan emosiku jika ada hal yang tak berkenan di hatiku.” (hlm 47)
Bersama Fatma Pasha, mereka mengunjungi berbagai tempat di Wina dimana terdapat sejarah-sejarah Islam yang belum pernah mereka ketahui sebelumnya. Dan rahasia dibalik Fatma sendiri. Tentang hubungannya dengan tokoh jaman dulu, Kara Mustafa Pasha. Namun, tanpa sebab apapun Fatma menghilang ditelan Bumi. Kemanakah gerangan Fatma?
“Agen muslim yang menebar kebaikan. Bawalah nama baik Islam. Jangan sampai memalukan atau malah mencemarkan.” (hlm 54)
“Sisi terindah dari manusia yang sesungguhnya adalah kedermawanan.” (hlm 58)
Di Paris, Hanum bersama Marion Latimer mengunjungi museum Louvre tempat dimana lukisan Bunda Maria berada dan memiliki rahasia tersembunyi di balik kerudungnya. Terutama bangunan-bangunan penting yang tepat berada di satu garis lurus yang mengarah ke Timur. Garis lurus yang disengaja mengarah ke suatu tempat yang ingin dikunjungi oleh seluruh umat muslim di dunia.
Begitu juga di Cordoba, terdapat bangunan bersejarah yang bernamakan Mezquita. Bangunan yang dulunya adalah masjid sekarang telah menjadi katedral.
“Ikhlas berderma, bersedekah, berzakat atau apa pun istilahnya, niscaya akan bertambah kaya.” (hlm 59)
“Bagi siapa pun yang mendapat amanah rakyat untuk memimpin, tetapi melupakan atau justru menganiaya rakyat dengan segala macam kebijakan dan perintahnya.” (hlm 68)
“Senyumlah. Memberi senyum adalah sedekah.” (hlm 92)
Waktu baca bagian pertamanya agak ngantuk #maaf. Tetapi jika semakin dalam aku membacanya, aku selalu dibuat kaget oleh kejutan-kejutan misteri Islam yang terungkapkan disini. Kita akan diajak jalan-jalan oleh penulisnya ke tempat-tempat yang disebutkan di novel ini, yakni mbak Hanum Rais.
Kata-kata yang sungguh #JLEB bertebaran di buku ini. Contohnya
“Kalaupun seandainya Tuhan itu tidak ada, kita tetap harus mencari-Nya.” (hlm 138)
“Janganlah menelantarkan harapan. Perjuangan masih panjang.” (hlm 157)
“Menjalankan ibadah sebagai minoritas adalah tantangan tersendiri, apalagi dalam lingkungan ateis yang tidak mengenal Tuhan apalagi tuntunan agama.” (hlm 205)
“Kau dan aku berbeda, tapi senyuman kita bermakna sama.” (hlm 246)
“Untuk apa memaksakan sesuatu yang lebih besar mudharatnya daripada manfaatnya ?” (hlm 264)
“Manusia terlalu ingin terlihat mulia dan setia di hadapan Tuhan dengan membela mati-matian apa yang dianggap benar di mata Tuhan. Padahal, belum tentu Tuhan berkenan.”(hlm 275)
“Esensi sejarah bukanlah hanya siapa yang menang dan siapa yang kalah. Lebih dari itu: siapa yang lebih cepat belajar dari kemenangan dan kekalahan.” (hlm 310)
“Kesempurnaan itu hanya milik Allah.” (hlm 350)
Yang ini bikin mikir banget X))
“Yang paling penting dari mempelajari sejarah adalah bukan hanya kemampuan menjabarkan siapa yang menang siapa yang kalah, melainkan mengadaptasi semangat untuk terus menatap ke depan, mengambil sikap bijak darinya dalam menghadapi permasalahan-permasalahan dunia.” (hlm 332)
“Sekarang ini anak-anak makin melupakan sejarah agama. Aku ingin suatu saat nanti, dari awal kedatangan di dunia ini seluruh anak muslim tahu, tiada kebanggaan yang berarti kecuali menjadi muslim. Aku ingin mereka lahir sebagai muslim karena mereka memahami, meresapi, mengenal, menyentuh, merasakan, dan mencintai Islam, bukan karena paksaan orang lain. Dan aku ingin mereka tahu bahwa dalam setiap waktu, dalam masa depan mereka, mereka akan menemui otrang-orang yang berbeda dalam hal kepercayaan, bahasa, dan bangsa. Aku akan mengajarkan pada mereka bahwa perbedaan terjadi bukan karena Tuhan tidak bisa menjadikan kita tercipta sama. Menciptakan manusia homogen itu bukan perkara sulit untuk-Nya. Itu semua terjadi justru karena Tuhan Mahatahu, jika kita semua sama, tidak ada lagi keindahan hidup bagi manusia. Jadi, nikmatilah perbedaan itu.” (hlm 368)
Buku ini memberiku banyak ilmu pengetahuan tentang Islam. An outstanding book. Really love it. Dan, aku mengakui bahwa ini adalah novel islami pertama yang pernah kubaca. Paling suka sama tokoh Marion Latimer yang memiliki pengetahuan yang luas.
Ini adalah buku rekomendasi dari ayahku sendiri. Dan akhirnya, langsung terhipnotis dan jatuh cinta dengan buku ini. Jempol buat mbak Hanum karena gaya penulisannya yang membuatku ingin membacanya terus dan terus. Pokoknya yang belum baca ini, HARUS DIBACA!!
Untuk versi filmnya juga jempol banget lho :))


Film Adaptasi


Judul: 99 Cahaya di Langit Eropa
Sutradara: Guntur Soeharjanto
Pemain: Acha Septriasa, Abimana Aryasatya, Raline Shah
Durasi: 1 jam 39 menit
Tanggal rilis: 5 Desember 2013
My rating for this movie: * * * * 4 stars

The trailer


Judul: 99 Cahaya di Langit Eropa Part 2
Sutradara; Guntur Soeharjanto
Pemain: Acha Septriasa, Abimana Aryasatya, Raline Shah
Durasi: 1 jam 37 menit
Tanggal rilis: 6 Maret 2014
My rating for this movie: * * * * * 5 stars

The trailer


Review:

Baik film bagian pertama dan kedua memang sama-sama bagusnya. Tetapi aku lebih suka film bagian keduanya. Entah kenapa, apa mungkin karena tokoh Stefan sama Khan? hehehe
Oke, rata-rata semua pemain memerankan tokoh-tokoh mereka dengan sangat baik. Terutama, tokoh utamanya Hanum Rais oleh Acha Septriasa dan Rangga Almahendra oleh Abimana Aryasatya. Chemistry mereka kuat disini. Dan setting tempatnya seperti yang dibayangkan. Sangat menakjubkan.
Psst, nanti tanggal 30 Oktober bakal ada film yang final edition-nya lho. Ahh, nggak sabar pingin nonton X))
Ini trailer the final edition-nya:


<3 xoxo
Putri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jangan lupa komentarnya ya :))
Tapi berkomentarlah dengan bahasa yang sopan dan santun ;))